Apa itu Biofuel? Ayo Telusuri Pemanfaatan Biofuel di Semarang!

Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari biomassa. Jenis-jenis biofuel diantaranya adalah biodiesel, biooil, bioethanol, biogas, dan bioavtur.

Apa itu Biofuel? Ayo Telusuri Pemanfaatan Biofuel di Semarang!

Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari biomassa. Biomassa merupakan materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan, namun seringnya sih menggunakan tumbuhan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa biofuel terbuat dari bahan organik.

Sebenarnya energi fosil juga berasal dari mahkluk hidup juga, tetapi sumber energi biomassa memiliki kelebihan yaitu bersifat berkelanjutan sehingga tidak akan habis jika diolah dengan tepat.

Tidak seperti sumber energi terbarukan yang lainnya, biomassa dapat diubah langsung menjadi bahan bakar cair. Biofuel itu sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yakni bioethanol, biodiesel, biooil, bioavtur, dan biogas.

Jenis-Jenis Biofuel

jenis-jenis biofuel

Bioethanol adalah alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi, sebagian besar berasal dari tumbuhan atau tanaman yang mengandung gula atau pati seperti buah-buahan, gandum, jagung, tebu, sorgum manis, singkong, ubi jalar, hingga limbah sayuran dan material lignoselulosa seperti limbah pertanian dan kayu.

Bioethanol merupakan bahan bakar cair yang digunakan sebagai pengganti bensin. Amerika Serikat dan Brazil merupakan negara yang telah memanfaatkan bioethanol yang sudah dicampurkan dengan bensin sebagai bahan bakar untuk kendaraan. Bioethanol adalah biofuel terbarukan yang juga mengandung oksigen (35% oksigen), sehingga memberikan potensi untuk mengurangi emisi mobil.

Biodiesel adalah bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati dan lemak hewan. Contoh dari minyak nabati tersebut yaitu minyak kelapa, minyak kedelai, minyak kelapa sawit, minyak buah jarak, minyak bunga matahari, hingga minyak jelantah.

Biodiesel merupakan bahan bakar cair yang digunakan sebagai pengganti solar. Jepang dan Hawaii merupakan negara yang telah memanfaatkan biodiesel yang berasal dari minyak jelantah. Kalau di Indonesia sih kebanyakan dibuat dari bahan minyak sawit mentah. Kebutuhan yang lebih besar daripada ketersediaan menyebabkan terjadinya perluasan lahan sehingga hutan di Indonesia berkurang secara signifikan. Sedih ya, jika melihat keadaan hutan kita.

Biooil adalah bahan bakar yang terbuat dari bahan nabati khususnya dari bahan berlignoselulosa, seperti serbuk gergaji, sekam padi, jerami, hingga limbah kehutanan. Biooil merupakan bahan bakar cair yang digunakan sebagai pengganti minyak tanah.

Bioavtur adalah bahan bakar pengganti untuk pesawat yang terbuat dari minyak nabati. Bioavtur dapat membantu menurunkan emisi karbon global. Di Indonesia, bahan baku yang cenderung digunakan adalah kelapa sawit.

Biogas adalah bahan bakar yang terbuat dari hasil fermentasi bahan organik dengan bantuan bakteri. Bahan organik tersebut seperti kotoran (hewan atau manusia) atau sisa makanan. Ketika difermentasi, kotoran atau sisa makanan tersebut akan menghasilkan gas. Nah, gas itulah yang disebut dengan biogas.

Biogas merupakan bahan bakar cair yang digunakan sebagai pengganti batu bara. Biogas biasanya dimanfaatkan untuk menghidupkan kompor ataupun listrik. Biogas menghasilkan energi yang lebih besar dan karbon dioksida yang dihasilkan juga lebih sedikit. Biogas jauh lebih bersih daripada batu bara. Ampas biogas atau Bio-slurry memiliki banyak nutrisi sehingga dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Bio-slurry bisa mengikat nutrisi tanah sekaligus menggemburkan tanah yang keras.

Pemanfaatan Biofuel di Area Semarang

Saat ini, sudah banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan bahan bakar nabati untuk kehidupan sehari-harinya. Salah satu daerah yang memanfaatkan biofuel sebagai pengganti bahan bakar fosil berada disekitar area Semarang, Jawa Tengah.

Biosolar B30 di Pertamina Kelurahan Purwoyoso

Biosolar merupakan nama lain dari biodiesel. Jika kita melihat kembali awal perjuangan bagaimana biosolar ini bisa ada Indonesia. Kita harus berterimakasih kepada LEMIGAS, BPPT, PPKS, LRPI, dan ITB yang bisa dibilang menjadi institusi awal yang meneliti biodiesel dari berbagai bahan baku. Riset biodiesel sudah berkembang sejak tahun 1990-an.

Pada tahun 2021, biosolar yang tersedia di beberapa pom bensin Pertamina bernama Biosolar B30. Sebenarnya biosolar jenis ini sudah tersedia di 5.518 SPBU di Indonesia. Namun, aku hanya mengunjungi 1 pom bensin aja yang terletak di kelurahan Purwoyoso.

Apa itu Biofuel? Ayo Telusuri Pemanfaatan Biofuel di Semarang!

Kamu tahu gak sih apa itu Biosolar B30? Jadi, Biosolar B30 adalah bahan bakar yang terdiri dari 30% biosolar dan 70% solar. PT Pertamina mulai memanfaatkan biosolar sejak tahun 2006. Dimulai dari produk B2,5 hingga sekarang sudah dikembangkan menjadi B30. Wah sudah 9 tahun lamanya ya, meskipun begitu, biosolar akan terus diteliti dan dikembangkan sehingga menghasilkan produk yang seramah mungkin terhadap lingkungan.

Biogas di Desa Jetak

Desa Jetak terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 2015, desa ini terhitung memiliki 86 reaktor biogas yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti LPG oleh 175 rumah tangga untuk memasak. Tetapi bisa juga untuk memenuhi kebutuhan listrik dan bensin. Pada tahun 2017 lalu, PT Perusahaan Gas Negara tbk (PGN) menyumbang sepuluh reaktor biogas dengan kapasitas 6-12 kubik. Biogas di desa ini menggunakan bahan baku yang berasal dari kotoran ternak.

Biogas di Desa Jetak
antarafoto.com

Pak Sutarjo, salah satu pemilik peternakan sapi yang berada di desa Jetak. Ia merupakan pengurus KT Sumber Makmur yang mengolah kotoran ternaknya menjadi biogas. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pengolahan adalah mencampurkan kotoran sapi dengan air. Lalu, masukkan ke dalam digester, sehingga gas dan air akan terpisah. Biogas yang dihasilkan akan disalurkan ke kandang ternak dan rumah tetangganya pak Sutarjo. Wah baik ya pak Sutarjo.

Apakah biofuel ramah terhadap lingkungan?

Biofuel umumnya dianjurkan sebagai alternatif yang hemat biaya dan ramah lingkungan daripada minyak bumi dan bahan bakar fosil lainnya. Bahan bakar fosil berasal dari material yang tidak bisa diperbarui dan dianggap memberi pengaruh buruk terhadap lingkungan karena emisi yang dihasilkannya.

Emisi yang dihasilkan bisa meningkatkan efek gas rumah kaca sehingga terjadi pemanasan secara global. Untuk itu, banyak negara yang beralih ke energi bersih secara perlahan guna menghindari kerusakan bumi yang lebih fatal. Tetapi, banyak juga negara yang terlihat sulit untuk menghentikan pemanfaatan energi fosil karena efek ketergantungan yang sangat kuat.

Disatu sisi, banyak juga kritikus mengungkapkan keprihatinannya terhadap ruang lingkup perluasan biofuel di Indonesia. Industri minyak sawit di Asia Tenggara memiliki hubungan yang erat terhadap deforestasi, perusakan gambut, dan hilangnya habitat.

Perluasan lahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan biodiesel sehingga memungkinkan terjadinya penggundulan hutan dan secara tidak langsung akan terjadi perlepasan gas karbon dioksida yang sebelumnya telah disimpan tanah. Perlu kamu ketahui bahwa tanah menyimpan karbon dua kali lebih banyak dari karbon yang ada di atmosfer.

Jadi, biofuel akan menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan jika diproduksi secara berkelanjutan tanpa mengandalkan perluasan lahan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kalau bisa, perlu dilakukan eksplorasi bahan baku bahan bakar nabati selain minyak kelapa sawit (CPO).


Sumber:
•Madani Berkelanjutan

When I die, the data live forever ✨ I hope this blog is useful for you and others.