Pengertian, Peran, dan Tradisi Masyarakat Adat di Indonesia
Halo Lawareaders, kemarin aku sudah menulis blog tentang fakta menarik hutan Indonesia dan kali ini aku mau menulis blog tentang masyarakat adat. Menurut PBB, jumlah masyarakat adat secara global yang tinggal di 90 negara di seluruh dunia diperkirakan mencapai lebih dari 476 juta orang. Jumlah masyarakat adat tersebut mencapai 6,2% dari populasi dunia.
Lawareaders adalah nama panggilan untuk pembaca situs Kamelawar.
Mungkin kalian akan bertanya-tanya. Siapa sih masyarakat adat itu? Sebenarnya, tidak ada definisi khusus tentang masyarakat adat karena keberagaman budaya dan sejarah yang dimilikinya membuat masyarakat adat sulit untuk didefinisikan. Namun, ada yang namanya definisi kerja.
Pengertian Masyarakat Adat
Kalo di Indonesia, menurut Asosiasi Masyarakat Adat Nasional (AMAN), definisi kerja masyarakat adat adalah suatu komunitas yang memiliki wilayah adat yang mengikat mereka dan mereka terikat dengan wilayah adat itu, memiliki hukum adat yang secara turun menurun mereka sepakati dan patuhi, memiliki perangkat adat seperti penegak hukum, tetua, atau yang lainnya sesuai bahasanya masing-masing, dan yang terakhir memiliki spiritual atau hubungan yang kuat antara masyarakat adat dengan alamnya.
Menurut masyarakat adat, tujuan adanya hukum adat sebenarnya tidak untuk menghukum seseorang yang melakukan kesalahan, namun untuk mengembalikan keseimbangan. Jadi, ketika seseorang melakukan kesalahan di kampun, itu sama dengan dia merusak keseimbangan di daerah itu, sehingga keseimbangan itu harus dikembalikan. Makanya, setiap ada denda adat yang dijatuhkan, pasti disertai dengan ritual adat.
Menurut UU tentang Masyarakat Adat, masyarakat adat adalah sekelompok orang yang hidup secara turun temurun di wilayah geografis tertentu, memiliki asal usul leluhur dan/atau kesamaan tempat tinggal, identitas budaya, hukum adat, hubungan yang kuat dengan tanah dan lingkungan hidup, serta sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hukum.
Sebelum kita lanjut pembahasan tentang masyarakat adat, mungkin kalian juga akan bertanya-tanya. Apa sih bedanya masyarakat adat dan suku? Nah, sebenarnya suku adalah bagian dari masyarakat adat. Di Indonesia sendiri ada suku dayak, melayu, batak, sunda dan lain-lain. Semua dari suku tersebut merupakan masyarakat adat juga.
Oke, sudah clear, kan? Mari kita lanjutkan pembahasan mengenai masyarakat adat. Pada pembahasan kali ini, aku akan membahas tentang peran, hasil produk, tradisi, dan masih banyak lagi. Untuk itu, jika Lawareaders penasaran, pastikan mengikuti pembahasan ini sampai habis.
Peran Masyarakat Adat Bagi Indonesia
1. Seniman Penghasil Kerajinan Tradisional Indonesia
Ada begitu banyak masyarakat ada yang bisa disebut sebagai seniman sejati asli Indonesia. Aku akan ambil salah satu contohnya yaitu suku Dayak Iban di Sungai Uti, Kalimantan Barat.
Kehidupan masyarakat adat disini masih bergantung kepada alam. Mereka masih tinggal di rumah panjang. Mereka juga menenun dan menghasilkan kerajinan tangan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Coba kalian bayangkan, mereka menenun tanpa mendesain dikertas terlebih dahulu tapi semuanya hanya bermodal kepala saja dan mereka mampu menghasilkan tenunan yang bermotif seperti gambar di atas. Wah, masyarakat adat adalah seniman sejati.
2. Penjaga Biodiversitas Indonesia
Keanekaragaman Hayati (biodiversitas) adalah keseluruhan keanekaragaman makhluk yang diperlihatkan suatu daerah mulai dari keanekaragaman genetika, jenis, dan ekosistemnya.
“80% biodiversity dunia itu diamankan ditangan masyarakat adat, itu berdasarkan data dari PBB” Ucap Mina Setra, Deputi IV Sekjen AMAN Urusan Sosial dan Budaya.
Jadi, bisa kita bayangkan jika masyarakat adat tidak ada, siapa yang akan menjaga alam di dunia saat ini? Dimana kondisi saat ini bisa dibilang cukup mengerikan, karena jika lengah sedikit, orang yang serangkah akan menyibukkan diri.
3. Penjaga Budaya Indonesia
Tradisi Masyarakat Adat di Indonesia
Dalam kehidupan masyarakat adat, biasanya terdapat tradisi khusus yang berbeda-beda setiap daerahnya. Karena di Indonesia sendiri memiliki masyarakat adat yang beragam perbedaannya, maka aku hanya menulis beberapa dari mereka saja. Penasaran? Yuk simak!
1. Tradisi Potong Jari - Papua

Tradisi potong jari ini biasa disebut dengan istilah iki palek. Terdengar sangat mengerikan, tradisi potong jari merupakan peninggalan oleh suku Dani. Menariknya, orang-orang disana mengartikan tradisi ini sebagai tanda kerukunan, persatuan, dan kekuatan dalam diri manusia ataupun sebuah keluarga.
Jari yang terpotong adalah ungkapan rasa sedih karena kehilangan anggota keluarga. Jika salah satu anggota keluarga tidak ada, maka akan terasa ada yang kurang. Seperti tangan, jika satu jari saja yang hilang, maka tangan sulit bekerja dengan maksimal.
Selain mengungkapkan kesedihan yang mendalam, mereka juga meyakini tradisi memotong jari sebagai maksud untuk mencegah kembalinya malapetaka di tengah keluarga yang berduka.
2. Gigi Runcing Suku Mentawai - Sumatera Barat
Tak kalah menarik dari sebelumnya, suku Mentawai dari Kepulauan Mentawai, Pulau Siberut, Sumatera Barat juga memiliki tradisi yang sangat unik yaitu gigi runcing.
Hal ini dipercaya sebagai penilaian dari suku Mentawai terhadap wanita yang cantik. Jadi, wanita cantik di suku Mentawai harus memiliki tato, telinga yang panjang, serta gigi yang runcing.
Ngomong-ngomong, apakah kalian tahu bahwa suku Mentawai merupakan suku tertua di Indonesia? Ada penelitian yang menyimpulkan bahwa suku ini sudah ada di kepulauan Mentawai sejak tahun 500 SM. Wah, wajar saja adat istiadat mereka sangat kuat karena tidak berubah dan terpengaruh arus modernisasi sampai saat ini.
3. Lalampah - Jawa Barat
Lalampah merupakan salah satu tradisi yang dimiliki oleh suku Baduy. Suku Baduy merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang masih memegang adat istiadat leluhurnya. Suku ini berada di kaki pegunungan Kendeng, lebih tepatnya berada di Desa Kanekes, Banten. Masyarakat Suku Baduy disebut dengan nama urang Kanekes (orang Kanekes) oleh mereka sendiri.
Lalampah adalah berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Ada yang bilang juga lalampah berarti langkah yang panjang. Lalampah merupakan bentuk urang Kanekes dalam menjaga dan melestarikan alam.
Urang Kanekes sendiri berjalan menyusuri lereng pegunungan untuk beraktivitas tanpa menggunakan alas kaki ataupun kendaraan dalam kesehariannya. Suku Baduy mengungkapkan jika mereka tidak ingin naik kendaraan jika masih kuat untuk berjalan.
Jika dipikir-pikir, untuk mendapatkan bakan bakar sebuah kendaraan, diperlukan aktivitas yang dapat merusak alam. Jadi, penggunaan kendaraan ibaratkan sebuah bentuk eksploitasi tanah dan hutan.
4. Batombe - Sumatera Barat
Terakhir, Batombe merupakan tradisi yang sangat menarik. Batombe adalah sebuah tradisi lisan (seni tradisi) yang berkembang dan dikembangkan oleh komunitas di Nagari Abai (Abai Sangir) Kabupaten Solok Selatan (Refisrul & Rismadona, 2016). Pasalnya, tradisi ini dulunya dilakukan ketika membangun rumah gadang. Namun, intinya tradisi ini bertujuan untuk menghibur orang yang bekerja agar bersemangat.
Dikutip dari saribundo.biz, menurut aturannya, kesenian Batombe tidak boleh dipentaskan di sembarang tempat. Walaupun hanya sekedar berbalas pantun, Batombe hanya boleh dilakukan pada saat hajatan resmi saja. Sesuai petatah adat yang berbunyi “karayia indak satapian, kadarai indak sapacahan” yang artinya "tidak sesuai dengan kegunaan atau yang semestinya", maka sanksi adat juga telah dipersiapkan untuk setiap pelanggaran yang terjadi.
Jadi, itulah beberapa tradisi masyarakat adat di Indonesia. Perlu diketahui, opini yang aku tuangkan dalam pembahasan ini, ada beberapa yang mengambil dari sumber internet. Jadi, aku mohon maaf jika ada perkataan atau opini yang kurang berkenan.
Semoga dengan adanya artikel ini dapat bermanfaat dan memberikan solusi bagi para pembaca. Lawareaders bisa memberikan kritik dan saran di kolom komentar.
Sumber Referensi:
Materi online gathering Eco Blogger Squad
www.pslh.ugm.ac.id
www.saribundo.biz
www.goodnewsfromindonesia.id
www.repositori.kemdikbud.go.id
www.chandraputri.wordpress.com
www.genpi.id
Gabung dalam percakapan