6 Aksi Sederhana yang Memperlambat Dampak Perubahan Iklim Team Up For Impact

Team Up for Impact merupakan sebuah website yang mengajak kita untuk melakukan aksi sederhana yang dilakukan secara serentak atau bersama.

aksi sederhana yang memperlambat perubahan iklim

Bantu Perlambat Dampak dari Perubahan Iklim

Mengingat rata-rata suhu global kian meningkat dari tahun ke tahun membuat saya bertekad untuk mengubah gaya hidup secara perlahan ke arah yang lebih hijau. Apalagi saat membaca laporan penelitian dan menonton berita terkini tentang perubahan iklim.

Jika manusia terus melakukan aktivitas yang menghasilkan banyak gas rumah kaca tanpa menyeimbangkannya dengan jumlah yang mampu diserap kembali, maka pada tahun 2050 kehidupan akan berubah drastis. Kemungkinan hubungan kemanusiaan antar negara juga akan merenggang karna kewalahan mengurus rakyatnya masing-masing. Tahun demi tahun setelah 2050, kondisi akan semakin parah karena dampak dari perubahan iklim datang secara perlahan. Mungkin kita sering mendengar peribahasa berikut ini, seperti itulah dampak dari perubahan iklim.

“Apa yang kita tanam itulah yang kita tuai.”

Team Up for Impact merupakan sebuah website yang mengajak kita untuk melakukan aksi sederhana yang dilakukan secara serentak atau bersama. Hal kecil yang dilakukan bersama dapat berdampak besar bagi bumi kita yang tercinta ini dan pastinya berdampak juga bagi kehidupan kita.

Kita bisa lihat gambar di atas, bahwa aksi yang kita lakukan tidaklah begitu sulit. Misalnya hari senin tidak membeli makanan/minuman berkemasan, maka 6 hari lainnya boleh. Jadi, tidak ada kata tidak bisa untuk kita hehe, pasti bisa. Oh iya, aksi atau tantangan yang diadakan oleh Team Up for Impact akan berubah setiap bulannya. So, kita ga bakal bosan pastinya.

Cara Join Aksi Team Up for Impact

  1. Buka website TeamUpforImpact
  2. Tekan Join Now
  3. Masukkan nama dan email
  4. Tekan Team Up Now
  5. Selesai

Aku sebagai anggota #EcoBloggerSquad mendapat tantangan yang dibuat oleh #TeamUpForImpact. Tantangan kali ini diperbolehkan untuk menggabung beberapa tantangan dalam 1 hari. Karena aku pernah mengikuti tantangan dari teamupforimpact sebelumnya, aku memutuskan untuk menggabung 6 dari 7 tantangan yang aku kira akan berhasil dilewati dalam 1 hari. Aku melakukan tantangan ini selama 5 hari.

Tantangan Pilihanku

1. Tidak Membeli Makanan atau Minuman dalam Kemasan

Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 11.600 ton di tahun 2021. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan minggu pertama selama Bulan April untuk tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan sehari penuh, dampaknya besar buat Bumi.

2. Mengurangi Pemakaian Listrik Selama 2 Jam

Konsumsi listrik Indonesia mencapai 1.109 kilowatt jam (kWh) per kapita dan secara tren sejak 2015 terus memingkat. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Selasa di Bulan April mengurangi pemakaian listrik 2 jam dari yang biasa kita pakai, dampaknya besar buat Bumi.

3. Tidak Makan Daging Merah

Industri daging menyumbang sekitar 14,5% dari emisi gas rumah hijau buatan di seluruh dunia dan menggunakan banyak ruang hidup dan air dalam jumlah sangat besar. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Rabu di Bulan April untuk tidak makan daging, dampaknya besar buat Bumi.

4. Tidak Menggunakan Tisu

Penggunaan tisu satu hari di seluruh dunia bisa mencapai angka satu ton. Diperlukan 20.000 galon air untuk memproduksinya. Belum lagi pohon-pohon yang harus ditebang. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Kamis di Bulan April untuk tidak menggunakan tissue, dampaknya besar buat Bumi.

5. Tidak naik kendaraan berbahan bakar bensin.

Kendaraan bermotor diperkirakan menyumbang 76% dari total emisi oksida nitrogen dan 90% emisi hidrokarbon dan karbon monoksida. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Jumat di Bulan April untuk tidak menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin, dampaknya besar buat Bumi.

6. Tidak menghasilkan sampah makanan.

Sampah makanan yang terbuang di Indonesia pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun. Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Minggu di Bulan April untuk berhati-hati agar tidak menghasilkan sampah makanan, dampaknya besar buat Bumi.

Pengalaman Mengikuti Challenges dari TeamUpforImpact.org Selama 5 Hari

Hari Pertama

Pada hari pertama, aku berencana untuk belanja di bulk store atau tokoh bebas plastik sehingga misi “tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan” berhasil. Aku pergi bersama temanku, namanya Naulia. Kami menggunakan BRT Semarang agar tidak menggagalkan misi “kendaraan tanpa bensin”. Namun, realita tidak sesuai ekspektasi, aku salah turun halte sebanyak 3x alias nyasar dan total jarak jalan kaki dari kos ke halte, halte ke halte, dan halte ke bulk store adalah 1,55 km (ada jalan tanjakan lagi 😭) eh pas sampe TOKONYA TUTUP dong karena datang ke awalan.

Temanku ternyata sudah kelaparan dan tidak ada warung makan terdekat sehingga aku memesan taksi untuk pergi ke tempat yang ada jual makanannya. Alhasil 1 misi telah gagal. Saat sampe tujuan, tanpa sadar aku memesan ice cream. Sambil menunggu pesanannya, aku pergi ke toilet dan disana tanganku refleks menarik tisunya. Aku pun terdiam sejenak karena baru sadar, tapi karena tanganku sudah terlanjur memegang, mau gamau aku harus menggunakannya.

Aku merasa cukup kesal dan bercerita kepada temanku. Apakah kalian tahu apa responnya?

“Din keknya kamu gagalin 2 misi deh, kamu beli ice cream, aku mau bilang tapi takut salah” ucapnya padaku dengan ragu.

Ya Allah, ternyata sulit juga kalo ga terbiasa. Totalnya sudah 3 misi yang gagal di hari pertama.

Awalnya aku hanya berniat melakukan 6 tantangan ini dalam satu hari saja. Rencananya, aku akan melakukan 1 tantangan saja dihari lainnya. Tapi, aku merasa harus menambah hari karena merasa kurang puas dengan hasilnya.

Hari Kedua

Nah, pada hari kedua, aku bangun kesiangan karena badan pegal-pegal yang disebabkan oleh kejadian salah halte kemarin. Ditambah lagi aku sedang tidak bisa melaksanakan kewajiban karena lagi haid. Jiwa-jiwa pemalasku mulai keluar, sebenarnya dari tadi malam aku sudah berniat untuk bangun kesiangan sih 😂.

Sepertinya aku bangun disekitar jam setengah sebelasan gitu, yang jelas pada jam 11.29 temanku bernama Wonga mengirim pesan kepadaku.

“Din, kamu ga kemana-manakan? Temenin ke Wonolopo yuk”

Aku yang berada diposisi baru bangun beberapa menit yang lalu tanpa sadar membalas pesannya seperti ini pada detik itu juga.

“Nggak, yuk”

Kebiasaanku dari dulu, yaitu selalu menerima ajakan dari seseorang jika ingin pergi ke suatu tempat (ya selagi aku sanggup sih) dan aku baru tahu kalo kebiasaan ini ada minusnya juga wkwk. Tapi, temanku juga minta tolong untuk pergi ke kampus karena dia ga bisa ngendarain motor dan kadang mabuk naik bis kota. So, aku ga mungkin nolak juga jikalau aku dalam keadaan sangat sadar.

Oh iya, setelah membalas pesan tadi aku langsung pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap. Karena kami beda kos, aku pergi ke kosnya terlebih dahulu (ga jauh sih, sekitar 150 meter aja). Dipertengahan perjalanan, aku baru sadar kalo kami nanti pergi menggunakan motor. Hadehh belum apa-apa, udah gagal ae 1 misi tantangan.

Tetapi, tantangan lainnya tetap aku pertahankan. Aku meminjam tempat makan temanku karena berencana membeli rames agar tidak ada sampah makanan. Aku juga membawa botol minuman sendiri, tidak menggunakan tisu, tidak juga membeli daging merah, dan yang terakhir aku sangat menghemat listrik. Biasanya aku gunakan hanya saat maghrib hingga subuh, namun pada 2 hari ini dan kedepannya aku tidak menggunakannya saat tidur.

Kesimpulan untuk hari kedua adalah gagal menyelesaikan tantangan yang dipilih. Aku masih merasa tidak puas dan menambah satu hari lagi.

Hari Ketiga

Sebenarnya tidak ada yang special dihari ketiga. Aku bangun dengan awal karena berencana untuk membeli sayur Bayam untuk sarapan. Pada hari ketiga ini, aku hanya kuliah dan menghabiskan hari dengan mengerjakan Tugas Akhir dan laporan magang kewirausahaan. Sebenarnya aku tidak menyelesaikannya pada hari itu juga karena pengen nge-drakor. Capek juga belajar dari pagi sampe sore. Setelah selesai nonton, aku langsung tidur.

Pada hari ketiga ini, aku berhasil untuk menyelesaikan tantangan dengan sempurna. Namun, aku masih merasa kurang puas karena aktivitasku dari pagi biasa-biasa saja. Aku tidak merasa tertantang karena hanya belajar di kampus dan setelah itu berdiam diri di kos. Oleh karena itu, aku berniat untuk menambah 1 hari lagi.

Hari Keempat

Okeeeiii, hari keempat tantanganku diawali dengan kuliah juga. Setelah perkuliahan selesai, aku mulai berbaur dengan temanku karena kemarin seharian di kos jadi merasa cukup bosan. Tiba-tiba temanku mengajak makan ayam geprek didekat kampus. Aku menyetujuinya. Karena kami berempat dan ada dua motor, jadi temanku menyuruhku untuk menggoncengnya.

Aku yang merasa sangat kelaparan karena tidak ada sarapan langsung aja gass. Dipertengahan jalan aku baru sadar kalo aku telah menggagalkan 1 misi karena menaiki kendaraan yang menggunakan bensin. Yap, rasanya nyesek banget karena jarak antara kampus dan warung ayam gepreknya hanya sejauh 150-am meter saja. Salah satu temanku yang ikut makan adalah Naulia. Teman yang menemaniku dihari pertama. Dia hanya senyum-senyum melihatku gagal lagi.

Disana aku juga ga sadar menggunakan tisu disaat es tehku tumpah. 2 misi tantangan pun sudah gugur. Setelah selesai makan aku melihat ada tulang ayam dari sisa makananku. Disaat aku makin sedih, untung ada sang penyelamat datang, yaitu kucing. Thank you menggg, setidaknya aku ga banyak gagalin misi 😭. Seperti biasanya, aku merasa tidak puas dan menambah satu hari lagi.

Hari Kelima

Last but not least, pada hari kelima tantangan ini, aku berencana untuk vaksin booster. Teman-temanku menggunakan motor dan aku sendiri menggunakan BRT Semarang. Lokasi untuk vaksinnya berada di Puskesmas Mijen. Karena halte pemberhentian yang paling dekat dengan puskesmas lumayan jauh, yaitu sekitar 350-an meter. Aku harus berjalan kaki dan cukup menguras tenaga karena jalannya rada nanjak dikiit aja.

Sesampai disana aku bertemu dengan Naulia dan dia ingin sarapan. Jadi, aku menemaninya mencari warung yang buka dan jaraknya lumayan juga, sepertinya setengah perjalananku tadi. Aku hanya menemaninya saja karena aku sudah sarapan. Setelah selesai kami pergi ke puskesmas dan ternyata 3 temanku yang lainnya sudah sampai. Kami pun menunggu antrian.

Mamang siomay pun datang, aku hampir aja mau jajan. Menunggu nomor antrian yang semakin dekat bersamaan dengan sinar matahari yang semakin terik. Teman-temanku pada beli air botol minuman dan aku berusaha untuk menahan haus agar tidak membeli air yang ada kemasannya. Setelah selesai vaksin, aku, Naulia, dan Wonga pulang bersama dan mampir ke warung bakso karena Wonga merasa lapar. Setelah itu, kami pun pulang bersama menggunakan BRT Semarang.

Sesampai di kosan, aku langsung minum dan menghabiskan waktu sampai tengah malam untuk mengedit video yang sudah tayang di reels Instagram. Walaupun sebenarnya aku membutuhkan 3 hari untuk menyelesaikan editan karena ganti konsep mulu wkwk. Mau lihat videoku? Buka instagram @dinaandriany atau tekan ini.

Oke, mungkin hanya segini cerita yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat untuk kalian yang minder tapi ingin mencoba tantangan ini. Hidup tidak berjalan dengan satu sisi, ada yang namanya berhasil dan gagal. Kita hanya perlu mencoba lagi dan aku yakin keberhasilan pasti datang walaupun hanya 1x.

#UntukMuBumiKu #EBS2021 #EcoBloggerSquad


Source:
www.teamupforimpact.org

When I die, the data live forever ✨ I hope this blog is useful for you and others.