Membeli dengan Bijak: Produk Lokal Bantu Cegah Krisis Iklim
Pernah kepikiran nggak sih, cuaca sekarang makin nggak karuan? Panas terik bikin kepala cenat-cenut, eh tiba-tiba hujan badai datang menerjang. Itu semua adalah dampak dari perubahan iklim dan baru permulaannya! Dampak perubahan iklim udah mulai terasa, meskipun puncaknya masih lama. Siap-siap aja, bakal ada drama cuaca yang lebih ekstrem lagi 😭
Sistem Pangan: Pahlawan atau Penjahat?
Nah, yang bikin miris, sistem pangan kita sendiri jadi salah satu penyebab perubahan iklim. Bayangin aja, sepertiga emisi gas rumah kaca global berasal dari sistem pangan! Mulai dari produksi, pengolahan, sampai seberapa jauh makanan itu sampai dimeja makan kita, semuanya nyumbang polusi.
Jadi, gimana ceritanya sistem pangan bisa jadi biang keladi perubahan iklim? Pertama, energi yang dibutuhkan buat produksi makanan itu gede banget, kayak nafsu makan kita kalau lagi liat all you can eat. Pembukaan lahan hingga emisi tahap produksi.
Kedua, metode pertanian, baik organik maupun non-organik, punya andil dalam emisi gas rumah kaca. Jika dari metode yang diambil tidak bijak, maka emisi karbon yang dihasilkan bisa sangat besar. Terakhir, jarak tempuh makanan dari ladang sampai ke perut kita juga nunjukin seberapa besar jejak karbonnya. Makin jauh, makin besar emisi karbonnya!
Oh iya, sistem pangan juga berkonstribusi besar terhadap hilangnya keaneragaman hayati, lho! Ya mau gimana lagi, kita juga butuh makan, kan? Tapi, ironisnya lagi, perubahan iklim ini malah bikin sektor pangan kena batunya. Kelangkaan air, gagal panen, harga pangan meroket, bikin perut keroncongan dan dompet menjerit! Walaupun butuh makan, setidaknya kita harus mikir kebutuhan jangka panjang!
Hmm... Harusnya itu tugas yang punya wewenang sih. Tapi, kita sebagai masyarakat bisa bantu andil dengan membeli produk lokal yang emisi karbonnya jelas lebih rendah. Kita juga harus tahu kalo pemilihan metode sistem pangan bisa turut andil terhadap masa depan sistem pangan itu sendiri.
Tahu aja dulu, setidaknya kalo ada berita terbaru tentang pangan, kita bisa langsung notice dan ngasi perhatian kita terhadap tindakan pemerintah.
Produk Lokal vs. Produk Non-Lokal
Di era globalisasi ini, pasar udah kayak lautan luas, barang dan jasa dari berbagai penjuru dunia tumpah ruah. Tapi, sebelum kalap belanja, yuk kenalan dulu sama produk lokal dan non-lokal!Pesona Produk Lokal Indonesia
Produk lokal itu ibarat hidden gem lho Lawareaders! Nggak cuma mencerminkan budaya dan keahlian lokal, tapi juga punya kualitas yang nggak kalah keren. Indonesia sendiri punya segudang produk lokal yang bikin bangga, mulai dari camilan tradisional kayak kerupuk dan sambal, kopi lokal yang nikmatnya bikin melek, sampai batik yang keindahannya mendunia.
Membeli produk lokal itu lebih ramah lingkungan! Rantai pasokannya lebih pendek, jadi jarak tempuhnya juga lebih dekat. Emisi kendaraan pun otomatis berkurang, bumi pun bisa bernapas lega. Plus, kita juga ikut mendukung perekonomian lokal dan melestarikan budaya. Keren, kan?
Godaan Produk Non-Lokal
Di sisi lain, produk non-lokal emang punya daya tarik sendiri. Smartphone canggih dari China, mobil mewah dari Jepang, atau fashion item branded dari Eropa, gimana nggak bikin ngiler?
Sayangnya, produk non-lokal seringkali punya dark side. Di balik prestige-nya, ada harga yang harus dibayar, yaitu dampak lingkungan yang nggak main-main. Bayangin aja, barang-barang itu harus menempuh perjalanan jauh melintasi benua, naik kapal, pesawat, truk, dan entah apa lagi. Berapa banyak bahan bakar fosil yang dihabiskan dan emisi yang dihasilkan? Bumi kita jadi semakin menghangat!
Tapi, mau gimana lagi ya, kadang ada juga beberapa jenis produk lokal yang kualitasnya belum memadai untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama saat kerja. Kita bisa mulai dari produk lokal lain yang kualitasnya bisa menyaingi produk luar 👍
Tips Memilih Produk yang Ramah Lingkungan
Dalam menghadapi krisis iklim yang semakin memprihatinkan, setiap langkah kecil untuk mengurangi emisi kendaraan dapat berdampak besar. Dalam memilih produk, berikut adalah beberapa saran:
- Prioritaskan produk lokal yang nggak cuma baik buat perekonomian lokal, tapi juga buat lingkungan dan kelestarian alam.
- Kalau memang butuh produk non-lokal, pastikan produsennya punya komitmen untuk mengurangi jejak karbon.
Pemerintah punya peran penting dalam mewujudkan sistem konsumsi yang berkelanjutan. Yuk, kita dukung kebijakan yang mendorong produksi dan konsumsi produk lokal, serta pengembangan transportasi yang ramah lingkungan.
Edukasi itu penting banget! Makin banyak orang yang sadar akan dampak dari pilihan konsumtifnya, makin besar kemungkinan kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik untuk bumi.
Tantangan Team Up For Impact
Team Up for Impact sering mengadakan challenge yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Aku sedang mengikuti tantangan dari Team Up for Impact, yaitu tantangan untuk membeli produk lokal.
Team Up for Impact (TUFI) menyediakan banyak tantangan yang mudah untuk diselesaikan. Setiap peserta yang ikut akan mendapatkan poin dan poin tersebut bisa ditukarkan dengan pohon yang ditanam atas nama kamu.
Menarik sekali ya hadiahnya? Kapan lagi bisa menanam pohon tanpa perlu bersusah payah. Yuk Lawareaders! ikuti tantangan Team Up for Impact untuk mencegah dampak perubahan iklim menjadi semakin buruk dengan cara membuat video aksi kecil kita untuk mencegah krisis iklim yang lebih parah.
Ada hadiah menarik loh! Buka website teampupforimpact.org Jangan lupa follow dan add collab feature @TeamUpForImpact serta cantumkan hastag #TantanganEBS ya!
Penutup
Wah, ternyata pilihan kita sebagai konsumen punya pengaruh besar juga ya buat Bumi ini. Siapa sangka, memilih produk lokal bisa jadi aksi heroik menyelamatkan dunia dari krisis iklim! Yuk, mulai sekarang kita switch ke produk lokal dan dukung gerakan sustainable lainnya. Biar cucu cicit kita nanti bisa nikmatin Bumi yang asri dan nggak kepanasan kayak lagi di sauna. Ingat, Lawareaders, setiap aksi kecil kita itu berharga! Jadilah konsumen yang bijak, karena #BersamaBergerakBerdaya, kita bisa wujudkan masa depan yang lebih baik!
Sumber referensi:
- https://pojokiklim.menlhk.go.id/read/merawat-gastronomi-lokal-dalam-krisis-global Merawat Gastronomi Lokal dalam Krisis Global
- https://ojs.serambimekkah.ac.id/jse/article/download/3478/2626&ved=2ahUKEwin-fnd76b_AhUIbmwGHfODCJUQFnoECCwQAQ&usg=AOvVaw0TIo_8L2pQIcpuMjY9Gnis Pengetahuan dan Adaptasi Petani Kopi terhadap Perubahan Iklim di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat (File Download)
- https://media.neliti.com/media/publications/229238-perubahan-iklim-dalam-konteks-sistem-pro-70246e75.pdf Perubahan Iklim dalam Konteks Sistem Produksi dan Pengembangan Kopi di Indonesia