Sulit Belajar? Kursus Bahasa Jerman Ini Bisa Jadi Solusi!
Siapa di sini yang punya mimpi kuliah di luar negeri? Angkat tangan! Aku salah satunya. Sejak masa kuliah dulu, Jerman selalu ada di daftar negara impianku. Bukan tanpa alasan, negara ini terkenal memiliki kualitas pendidikan yang luar biasa, terutama untuk jurusanku, Statistika. Aku membayangkan diri berkuliah di sana dan menyerap ilmu dari para profesor terbaik.
Mimpiku semakin menggebu ketika sahabatku yang awalnya tinggal di Yunani memutuskan pindah ke Jerman. Aku berpikir, “Wah, alangkah serunya kalau bisa bertemu dia di sana sambil menimba ilmu!” Sayangnya, keterbatasan biaya membuat mimpi itu terasa jauh dari genggaman, seperti bintang di langit yang hanya bisa dipandang. Mimpi boleh setinggi langit, tapi realita seringkali menjejak bumi.
Jerman, Oh Jerman... Mimpi dan Realita Belajar Bahasa
Namun, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Kalimat klasik itu sebenarnya masih memotivasiku pada saat itu, karena aku baru saja mendapatkan rezeki yang tak disangka-sangka, yaitu kuliah di pulau Jawa. Yap, sebenarnya, aku hanya anak dari tempat yang jauh dari kota dan letaknya itu di pulau kalimantan. Tidak pernah terlintas diotakku untuk menimba ilmu di pulau sebrang. Tapi, ternyata itu terjadi.
Tentu saja, aku haus akan keajaiban lain dengan memimpikan menghirup udara di negeri sebrang. Karena aku lulusan D3, aku membuat plan untuk lanjut S1 di Indonesia dan S2 di Jerman. Ketika memikir biaya persiapan semua itu, rasanya kaya harus jual ginjal dulu, hehe.
Tentu saja, aku mencoba belajar bahasa Jerman secara mandiri melalui Youtube, download e-book gratis, sampai stalking akun TikTok belajar “Guten Tag”. Dengan keterbatasan biaya, aku pikir ini cara paling realistis. Tapi ternyata, susah banget!
Boro-boro bikin kalimat kompleks, kalimat dasar macam "Ich heiße..." aja belepotan dan nggak pede. Kalau ditanya “Wie heißt du?”, gue cuma bisa bengong. Nggak ada lawan bicara, nggak ada feedback, materi rasanya cuma numpang lewat.
Aku merasa stuck, frustrasi, dan mulai meragukan kemampuan diri sendiri. Apalagi, pada saat itu,aku juga pengen banget bisa Bahasa Jepang dan ningkatin skill Bahasa Inggris.. Mungkin, karena aku mahasiswa jurusan statistika. Peluang adalah salah satu materi yang membuatku bingung kemana arah yang ingin aku capai.
Ekonomi adalah satu-satunya data yang membuatku berpikir "Aku tidak boleh membuat satu opsi saja, karena sebenarnya, aku tidak begitu mencintai statistika. Banyak peluang lain yang bisa mengarahkanku untuk tinggal di luar negeri, baik belajar atau langsung kerja. Sehingga kedepannya, aku bisa dengan mudah untuk lanjut kuliah di jurusan statistika".
Akhirnya, karena cara belajarku yang sembarangan dan tidak terarah. Nggak ada kemajuan signifikan di bahasa manapun, malah minatku mulai pudar, apalagi setelah tahu ada negara lain yang lebih cocok untuk jurusanku.
Perubahan Fokus dan Pengalaman Belajar
Akhirnya, aku memutuskan untuk fokus dulu ke bahasa Inggris, meskipun mimpi ke Jerman dan bertemu sahabatku tetap terpatri di hati. Jerman tetap ada di wishlist, meski prioritasnya sedikit tergeser.
Sayangnya, perjalanan belajar bahasa Inggrisku juga penuh drama. Tergiur harga murah dan janji manis marketing, aku pernah ikut kelas online yang isinya puluhan orang. Hasilnya? Nihil. Interaksi minim dan aku kayak belajar nonton di youtube saja.
Uang melayang, waktu terbuang. Puncaknya, aku bahkan pernah kena tipu tempat kursus abal-abal. Lengkap sudah! Rasanya kapok, sempat mikir, "Udahlah, mungkin aku emang nggak bakat belajar bahasa." Aku jadi lebih hati-hati, bahkan sedikit trauma kalau mau keluar uang lagi buat kursus. Maunya cari yang pasti-pasti aja.
Di tengah keputusasaan itu, aku nekat (lagi!) mencoba sesuatu yang beda: kelas private Bahasa Inggris. Cuma sebulan awalnya, nggak berani lama-lama karena trauma tadi. Dan ternyata... ini game changer-nya!
Belajar intensif satu lawan satu sama tutor bikin materi nempel banget. Aku jadi paham kenapa aku salah, bukan cuma apa yang salah. Aku dapat insight cara belajar yang cocok buatku. Dan yang paling bikin senyum-senyum sendiri, temanku sampai komentar, "Din, kok speaking-mu lancar banget sekarang? Beda deh!"
Dari situ aku sadar: METODE BELAJAR ITU PENTING BANGET! Bukan cuma soal materi, tapi bagaimana materi itu disampaikan dan seberapa intens interaksi kita. Kelas murah yang isinya 'sekampung' mungkin cocok buat sebagian kecil orang, tapi buatku (dan mungkin banyak orang lain), itu resep kegagalan.
LISTER: Harapan Baru untuk Mimpi Jerman
Nah, beberapa waktu lalu, aku nemu info lomba blog dari Lister.co.id. Temanya pas banget sama mimpiku: "Beasiswa Study Abroad: Dari Mimpi ke Realita". Niat awal mau ikut lomba, eh malah salah fokus sama program-program kursus yang mereka tawarkan, terutama setelah pengalaman pribadiku. Kenapa? Karena Lister punya pendekatan yang sejalan banget sama apa yang aku yakini sekarang: mereka fokus pada kelas private (1 on 1) dan semi-private (hanya 2-5 orang)!
Ini dia yang aku cari! Model kelas kecil ini memungkinkan interaksi yang jauh lebih intensif dengan tutor. Kita jadi nggak malu bertanya, dapat feedback langsung, dan materi bisa disesuaikan dengan kecepatan belajar kita.
Melihat program Lister, aku jadi mikir, "Wah, kalau model belajar intensif begini diterapkan untuk Bahasa Jerman, mungkin mimpiku ke Jerman bisa jadi nyata!". Aku butuh tempat kursus yang pasti-pasti aja, yang terbukti efektif, dan Lister kelihatannya menawarkan itu.
Kenapa Kursus Bahasa Jerman di Lister Terlihat Menjanjikan?
Melihat pengalamanku sebelumnya, model kelas Lister ini benar-benar menarik:
- Fokus & Intensif: Kelas private atau semi-private (2-5 orang) menjamin interaksi maksimal dengan tutor. Nggak ada lagi cerita malu bertanya atau nggak kebagian feedback.
- Fleksibilitas: Mereka menawarkan kursus bahasa Jerman online, jadi bisa belajar dari mana aja. Cocok buat yang sibuk.
- Native Speaker: Ada kelas belajar dengan Native Speaker! Ini nilai plus banget, terutama buat yang mau melatih speaking dan aksen biar makin pede ngomong sama orang Jerman asli.
- Harga Masuk Akal: Harganya pun menurutku cukup reasonable untuk kelas private, bahkan bisa jadi lebih terjangkau kalau kita ajak teman untuk kelas semi-private. Biaya kursus bahasa Jerman mulai dari 399rb (free trial) dan 1.5juta ke atas untuk kelas private.
- Track Record: Tingkat keberhasilan siswa mencapai target hingga 92% itu bukan angka main-main. Ini menunjukkan metode mereka memang berjalan. Mencari kursus bahasa Jerman terbaik itu penting, dan rekam jejak ini bikin aku lebih percaya.
Refleksi dan Harapan ke Depan
Meskipun perjalananku belum selesai, aku sudah belajar banyak tentang pentingnya metode belajar yang tepat dan memilih tempat kursus berkualitas dan legalitas jelas. Trauma belajar bahasa yang dulu aku alami perlahan hilang setelah menemukan cara yang sesuai dengan kebutuhanku. Aku yakin, dengan langkah kecil yang konsisten, mimpi besar seperti kuliah di luar negeri bukan hal yang mustahil.
Trauma Boleh, Menyerah Jangan!
Buat kamu yang mungkin punya pengalaman kurang menyenangkan saat belajar bahasa, atau merasa stuck dan nggak maju-maju, jangan keburu menyerah! Mungkin kamu hanya belum menemukan metode atau tempat yang tepat. Pengalamanku membuktikan, dengan pendekatan yang benar, kemajuan itu sangat mungkin terjadi.
Kalau kamu punya mimpi ke Jerman (atau negara lain) dan butuh persiapan bahasa yang serius dan terpercaya, coba deh pertimbangkan Lister. Selain belajar bahasa asing, disana juga ada program bimbingan beasiswa luar negeri. Siapa tahu ini bisa jadi solusi dari 'trauma' belajarmu selama ini.
Oh ya, ada kabar baik! Kamu bisa pakai kode promo BLOG25 untuk dapat diskon spesial pas daftar kursus di Lister.co.id. Lumayan banget kan?
Perjalanan meraih mimpi memang nggak selalu mulus, tapi dengan persiapan yang matang, termasuk menguasai bahasanya melalui kursus bahasa Jerman yang tepat, pintu menuju Jerman impian pasti akan semakin terbuka lebar. Semoga ceritaku ini bisa jadi inspirasi ya! Sampai jumpa di Jerman nanti? 😉
Warmly,