Perbedaan Angket dan Kuesioner (Yang Katanya Beda, Padahal...?)

perbedaan angket dan kuesioner

Hai Lawareaders! Pernah nggak sih, pas lagi ngerjain tugas kuliah, skripsi, atau sekadar iseng bikin survei kecil-kecilan, kamu bingung antara istilah "angket" dan "kuesioner"? Kayaknya mirip, tapi kok kadang disebut beda? Jujur, aku dulu juga sering garuk-garuk kepala mikirin ini.

Nah, karena banyak yang mungkin punya kebingungan serupa, kali ini aku mau coba breakdown dan bahas tuntas soal perbedaan angket dan kuesioner. Biar nggak salah kaprah lagi dan makin pede pas ngumpulin data! Siap? Yuk, lanjut!

Table of Contents

Apa itu Angket?

Oke, kita mulai dari si "angket". Kalau merujuk ke pemahaman umum dan beberapa sumber, angket merupakan sebuah daftar pertanyaan tertulis yang disusun secara sistematis. Kalau menurut KBBI, angket adalah daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.

Tujuannya? Ya jelas untuk mengumpulkan informasi atau data dari sejumlah orang (responden) mengenai suatu topik tertentu. Biasanya sih, isinya lebih ke arah opini, persepsi, atau fakta sederhana dari responden.

Contoh gampangnya, angket kepuasan pelanggan setelah belanja online, angket pendapat siswa tentang fasilitas sekolah, atau angket minat baca di lingkungan RT. Pertanyaannya bisa pilihan ganda, isian singkat, atau skala likert (setuju-tidak setuju). Intinya, angket itu alat buat "nanya" secara tertulis ke banyak orang sekaligus.

Lalu, Kalau Kuesioner Itu Gimana?

Sekarang kita geser ke "kuesioner". Coba tebak? Definisinya mirip banget! Menurut KBBI, kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos; daftar pertanyaan. 

Jadi, kuesioner juga merupakan instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan (tertulis atau kadang digital) yang dirancang untuk mengumpulkan informasi spesifik dari responden. Tujuannya sama persis: mendapatkan data.

Kuesioner sering banget dipakai dalam penelitian ilmiah, survei pasar, evaluasi program, dan banyak lagi. Isinya bisa bervariasi banget, dari pertanyaan demografis (usia, jenis kelamin), perilaku, pengetahuan, sampai sikap atau keyakinan.

Jadi, Apa Dong Inti Perbedaan Angket dan Kuesioner?

Nah, ini dia bagian yang paling ditunggu-tunggu! Setelah kita lihat definisi angket adalah apa dan kuesioner itu apa, kok rasanya mirip banget ya? Spoiler alert: Emang iya!

Secara fundamental dan dalam praktik sehari-hari, perbedaan angket dan kuesioner itu nyaris tidak ada. Keduanya merujuk pada alat atau instrumen yang sama: daftar pertanyaan tertulis untuk mengumpulkan data.

Lho, terus kenapa sering dibedain?

Ini beberapa kemungkinan penyebabnya:

  1. Nuansa Bahasa: Kadang, "angket" terasa sedikit lebih 'Indonesia' atau mungkin dianggap lebih sederhana/kurang formal dibandingkan "kuesioner" yang merupakan serapan dari questionnaire. Tapi ini lebih ke feeling aja, bukan definisi baku yang kaku.
  2. Konteks Akademis vs. Umum: Di lingkungan akademis yang ketat, kadang ada dosen atau peneliti senior yang punya preferensi istilah tertentu atau mungkin pernah belajar definisi yang sedikit berbeda di masa lalu. Tapi secara umum, keduanya diterima sebagai sinonim.
  3. Kerancuan dengan 'Survei': Nah, ini yang paling sering bikin bingung. Orang kadang mengira perbedaan kuesioner dan angket itu sama dengan perbedaan kuesioner/angket dengan survei. Padahal, kuesioner/angket itu alatnya (daftar pertanyaannya), sedangkan survei itu metode penelitiannya secara keseluruhan (proses dari merancang, menyebar kuesioner/angket, mengumpulkan data, sampai analisis). Jadi, survei itu menggunakan kuesioner atau angket.

Jadi, kalau ditanya lagi perbedaan kuesioner dan angket, jawaban paling aman dan akurat adalah: Keduanya secara esensial adalah instrumen yang sama. Pilih istilah mana pun sebenarnya nggak masalah, yang penting konsisten dan orang paham maksudmu.

Biar Lebih Jelas, Ini Contoh Angket dan Kuesioner

Karena pada dasarnya sama, contoh pertanyaannya pun bisa sama persis. Yang membedakan mungkin hanya label di atas kertasnya saja ("Angket Penelitian X" atau "Kuesioner Penelitian X").

Berikut contoh angket dan kuesioner (lebih tepatnya, contoh pertanyaan yang bisa ada di dalamnya):

Contoh Pertanyaan Tertutup (Pilihan Ganda):

  • Seberapa sering Anda berolahraga dalam seminggu?
    • a. Tidak pernah
    • b. 1-2 kali
    • c. 3-4 kali
    • d. 5 kali atau lebih

Contoh Pertanyaan Skala Likert:

  • Tolong tunjukkan tingkat persetujuan Anda dengan pernyataan berikut: "Fasilitas perpustakaan di kampus sudah memadai."
    • (1) Sangat Tidak Setuju - (2) Tidak Setuju - (3) Netral - (4) Setuju - (5) Sangat Setuju

Contoh Pertanyaan Terbuka:

  • Menurut Anda, apa saran yang bisa diberikan untuk meningkatkan kualitas layanan di kantin X?

Lihat kan? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa muncul baik di dokumen yang diberi judul "Angket" maupun "Kuesioner".

Kesimpulan

Oke, jadi kesimpulannya gimana nih soal perbedaan angket dan kuesioner? Simpelnya: anggap saja sama! Keduanya adalah daftar pertanyaan tertulis untuk mengumpulkan data. Perbedaan yang sering kita dengar lebih karena nuansa bahasa atau kerancuan dengan istilah 'survei'.

Yang penting bukan pada namanya ('angket' atau 'kuesioner'), tapi pada kualitas pertanyaan yang kita buat, bagaimana kita menyebarkannya, dan bagaimana kita menganalisis data yang terkumpul. Fokus ke sana saja, teman-teman!

Semoga penjelasan singkat di blog ini bisa mencerahkan kebingungan kalian ya! Kalau kamu punya pengalaman atau pendapat lain soal ini, yuk sharing di kolom komentar! Sampai jumpa di tulisan berikutnya!

Posting Komentar