
Perubahan iklim itu nyata, kita tidak boleh menjadi manusia yang skeptis mengenai hal ini. Para ilmuwan telah mengamati Bumi sejak lama. Mereka menggunakan satelit NASA dan instrumen lain untuk mengumpulkan informasi mengenai atmosfer, lautan, daratan, dan es Bumi. Informasi itu memberitahu kita bahwa iklim bumi semakin hangat.
Keraguan tidak bisa menjadi solusi ketika suatu saat nanti suhu bumi telah melebihi batas kemampuan manusia, perubahan cuaca yang ekstrem, hingga bencana lain yang datang bertubi-tubi. Coba kita lihat sesuatu yang sangat dekat saat ini, yaitu pandemi COVID-19. Misalnya, kita anggap ini hanya 1 bencana yang menghampiri manusia. Tapi, seluruh dunia telah kewalahan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini.
Bagaimana jika nanti bencana yang menyeramkan atau yang jarang terjadi datang secara tiba-tiba disaat kita sedang kesusahan mengatasi pandemi ini? Dimana bencana itu merupakan dampak dari perubahan iklim yang terjadi karena ulah manusia sendiri. Untuk itu, mulai dari sekarang kita harus bertindak untuk mencegah dampak yang akan terjadi.
Apakah perubahan iklim bisa dihentikan? Tidak sepenuhnya, tetapi kita harus mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim tersebut. Iklim bereaksi lambat terhadap semua gas rumah kaca yang telah kita lepaskan ke langit. Butuh puluhan tahun bahkan ratusan tahun untuk merasakan dampak terburuknya.
Oleh karena itu, solusi yang kita punya adalah dengan bertindak sekarang juga, #TimeforActionIndonesia. Salah satu cara untuk mencegah dampaknya, yaitu dengan menahan emisi dan kemudian menghilangkannya secara bertahap.
Program pemerintah yang sering kita dengar mengenai hal itu disebut dengan net zero-emission. Dimana jumlah emisi yang kita lepas sama dengan jumlah emisi yang kita serap kembali. Tindakan itu tidak hanya berlaku untuk pemerintah saja, tetapi seluruh manusia yang ada di bumi ini. Khususnya kita #MudaMudiBumi.
Pilihan kamu bisa menciptakan perubahan
Kenapa anak muda harus bertindak? Karena mungkin saja yang merasakan dampak terburuk dari perubahan iklim adalah kita sendiri sebagai generasi penerus. Kita juga melakukannya #UntukmuBumiku agar terhindar dari banyaknya bencana, cuaca yang ektrem, dan suhu yang lebih panas.
Apakah kalian sadar bahwa dampak perubahan iklim telah terjadi saat ini? Walaupun ini bukan dampak terburuknya, tapi sudah banyak manusia yang merasa resah hingga dirugikan secara ekonomi ataupun kesehatan. Apalagi kita nanti ya kan?
Cara Mencegah Dampak Perubahan Iklim Versi Anak Muda
1. Berkendara Lebih Sedikit
Jika jarak kita terhadap tempat tujuan yang diinginkan itu dekat, kita bisa berjalan kaki, bersepeda ataupun menggunakan alat transportasi lain yang tidak memerlukan bahan bakar minyak ataupun listrik. Dengan begitu kita telah mengurangi jejak karbon sekaligus berolahraga dan bisa meningkatkan kesehatan. Kurangi juga penggunaan mobil karena emisi karbonnya cukup besar. Biasakan juga untuk mengutamakan penggunaan transportasi umum jika memang dibutuhkan.
2. Pilih Produk Ramah Lingkungan
Belajarlah untuk menerapkan standar gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Mengutip laman dw.com, selain menciptakan limbah, produksi plastik juga bergantung pada bahan kimia yang berasal dari bahan bakar fosil. Untuk itu, kita bisa menggunakan plastik ramah lingkungan yang terbuat dari bahan nabati. Oh iya, bahan nabati yang digunakan produsen juga tidak boleh berasal dari lahan bekas penggundulan hutan ya. Soalnya, penggundulan hutan akan menyebabkan terlepasnya emisi karbon yang luar biasa besar. Sama aja deh jadinya huhu.
Ngomong-ngomong foto diatas merupakan sebagian produk ramah lingkungan yang aku gunakan, kebanyakan dapet dari hadiah sih, tapi aku lagi berusaha untuk merubah gaya hidup aku secara perlahan. Masih banyak lagi produk ramah lingkungan lainnya yang berguna untuk mencegah dampak perubahan iklim seperti Lampu LED, pakaian dari serat nabati, sikat gigi, tisu yang terbuat dari bambu, pupuk kompos, sabun non-deterjen, produk hasil daur ulang, hingga teknologi seperti panel surya organik.
3. Gunakan Lampu LED
Lampu LED lebih hemat daripada lampu jenis lainnya. Daya yang dimiliki lampu LED 90% lebih rendah dan panas yang dihasilkan juga lebih rendah sehingga ruangan lebih adem. Dibandingkan lampu pijar, lampu ini lebih baik bagi kesehatan mata karena penerangan yang diciptakan lebih fokus dan menyeluruh. Kelebihan lain dari lampu LED yaitu usianya yang lebih panjang dimana 30x lebih awet daripada lampu pijar biasa
4. Matikan Lampu
Walaupun kita sudah menggunakan Lampu LED yang dikenal lebih hemat energi daripada lampu jenis lainnya, hal itu tidak boleh membuat kita gelap mata. Jika tidak dibutuhkan ya dimatikan. Menghidupkan sebuah lampu juga butuh energi dan sudah pasti turut menyumbang emisi karbon yang akan naik ke atmosfer.
5. Kurangi Konsumsi Pakaian
Tau gak sih kalo industri fashion itu telah menyumbang 10% emisi karbon dan 20% limbah air secara global? Selain itu, industri ini juga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia karena gaya hidup manusia yang terlalu banyak inginnya. Dengan mengurangi konsumsi pakaian berarti kita turut andil dalam mencegah terjadinya dampak dari perubahan iklim.
6. Bawa Tas Belanja Dari Rumah
Biasakan diri untuk membawa tas belanjaan dari rumah sehingga bisa mengurangi limbah plastik. Jika kita membiasakan diri, maka tubuh akan otomatis melakukan tindakan serupa diwaktu mendatang sehingga pola hidup akan berubah menjadi lebih baik. Untungnya, tempat tinggalku sekarang memiliki peraturan bebas plastik bagi supermarket yang ada. Jadi, mau ga mau aku harus membawa tas belanja sendiri.
7. Tidak Membuang Makanan
Apakah kalian ingat kejadian ledakan di TPA Leuwigajah di Cimahi pada tanggal 21 Februari 2005 dulu? Bencana itu terjadi karena penumpukan sampah organik yang berakhir dengan ledakan karena gas metana yang dihasilkannya. Gas metana merupakan salah satu jenis gas rumah kaca yang rentan terhadap api. Sama seperti karbon, gas ini juga menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Metana dalam jangka panjang menjadi pemicu pemanasan global 25-30 kali lebih besar daripada CO2 . Jadi, jika tidak bisa mendaur ulang sampah organik yang dihasilkan dari makanan kita, ya habiskanlah atau sedekahkan kepada binatang liar jika cocok dilidah mereka.
8. Menghemat Air
Kita tahu bahwa 2/3 bumi ini terdiri dari air. Tetapi, 97% air di bumi itu berada di laut dan samudra sehingga berjenis air asin. Lalu 3% sisanya merupakan air tawar, sebagian besarnya membeku pada es di kutub. Sehingga, tinggal tersisa 1% persen saja air tawar di bumi yang tersebar dalam tanah, sungai, dan danau diseluruh dunia. Diperkirakan air yang layak diminum manusia hanya sebesar 0,5% saja. (dikutip dari laman imhisyam).
Perubahan Iklim yang terjadi dalam kurun beberapa waktu belakangan membuat ketersediaan air bersih mengalami krisis. Menurut WHO, krisis air dunia terjadi akibat dari perubahan iklim yang ekstrem. Perubahan iklim bisa berakibat pada kenaikan temperatur, perubahan tekanan udara, dan curah hujan (dikutip dari laman imhisyam). Menghemat pemakaian air bisa mengurangi volume di saluran buang air sehingga mengurangi risiko banjir.
9. Ceritakan Kepada Oranglain
Dengan berbagi informasi, maka oranglain menjadi tahu. Kita bisa menceritakannya melalui lisan kepada orang terdekat seperti keluarga dan teman. Bisa juga dengan memanfaatkan media sosial yang ada seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Seperti blog Kamelawar ini, aku lagi cerita ke kalian semua loh hehe. Bahkan, ada anak muda yang memanfaatkan forum international sebagai kontribusinya dalam melawan krisis iklim ini. Stevan Setiawan, perwakilan Indonesia di pertemuan "Youth4Climate: Driving Ambition" yang diselenggarakan oleh Pemerintah Italia pada 28-30 September 2021 di Kota Milan.
Itulah 9 cara anak muda untuk membantu mencegah dampak perubahan iklim versi Kamelawar. Kalo versi kamu gimana? Jika ada ide menarik lainnya, jangan lupa tulis di kolom komentar yaa. Semoga bermanfaat.
#EcoBloggerSquad
Baca Juga : 4 Tren Milenial Yang Ramah Lingkungan
Sumber:
- climatekids.nasa.gov
- amp.dw.com
- imhisyam.com
Lawar adalah nama panggilan untuk pembaca situs Kamelawar.